Kelas Bahasa itu kelas buangan.
Demikian komentar beberapa (atau bahkan banyak) orang. Kelas bahasa itu tempatnya orang yang tidak bisa masuk IPA dan IPS. Untuk apa masuk bahasa kalau kita bisa kursus bahasa di lembaga-lembaga kursus bahasa?
Demikian komentar orang lain lagi.
Benarkah demikian? TIDAK. Ada orang-orang yang memang dari keinginannya masuk bahasa. Setiap tahun saya menjumpai ada anak yang sebenarnya bisa masuk IPA atau IPS tetapi dengan kesadaran penuh masuk bahasa.
Anak-anak seperti itu bukanlah anak buangan. Mereka memiliki prinsip dan keyakinan. Mereka menyadari benar potensi diri mereka. Mereka juga bisa berprestasi, memberi kebanggaan bagi orang tua, sekolah dan masyarakat.
Anak-anak Bahasa di DEMPO tahun ini juga menunjukkan bahwa mereka bukanlah anak-anak buangan. Mereka memiliki kelebihan sebagai anak bahasa. Mereka mendapatkan pelajaran sastra Indonesia dan mereka berani menerbitkan karya sastra mereka.
ANTOLOGI SASTRA PELAJAR, demikian karya itu mereka namai. Sebagai suatu bentuk karya sastra, karya itu dipuji bagus oleh para sastrawan. Ibu Ratna Indraswati Ibrahim, seorang sastrawan yang tinggal di Malang, berani memberi kata pengantar dalam buku itu. Melihat karya itu sendiri beliau sangat optimis bahwa dunia sastra Indonesia tidak akan mati. Akan segera lahir sastrawan-sastrawati dari Malang.
Tentu karya mereka bukan yang terakhir, semoga banyak anak yang segera mengikutinya.
Pada Mulanya Adalah Kehendak Baik
Pada mulanya adalah kehendak baik untuk membagikan segala informasi mengenai Dempo. Dalam perjalanan waktu saya menyadari ada yang berubah. Tidak lagi DEMPO yang ingin kubagikan, tetapi diriku sendiri.
Untuk semua ini saya minta maaf. Bahkan ketika saya harus menggunakan nama DEMPO untuk blog ini. Dulu saya begitu percaya diri bahwa akan selamanya di sini, namun benar kata pengkhotbah, segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis ada waktu untuk tertawa. Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Alangkah indahnya jika semua berjalan sepertiyang dirancangkan-Nya.
Jika nantinya, pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, saya tidak di DEMPO lagi perkenankan saya tetap memakai nama DEMPO ini. Saya telah telanjur mencintainya. Saya berusaha tidak akan mengecewakannya, di mana pun saya akan berada.
Tuhan memberkati
romo waris
Saturday, March 15, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment