Pada Mulanya Adalah Kehendak Baik

Pada mulanya adalah kehendak baik untuk membagikan segala informasi mengenai Dempo. Dalam perjalanan waktu saya menyadari ada yang berubah. Tidak lagi DEMPO yang ingin kubagikan, tetapi diriku sendiri. 
Untuk semua ini saya minta maaf. Bahkan ketika saya harus menggunakan nama DEMPO untuk blog ini. Dulu saya begitu percaya diri bahwa akan selamanya di sini, namun benar kata pengkhotbah, segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis ada waktu untuk tertawa. Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Alangkah indahnya jika semua berjalan sepertiyang dirancangkan-Nya.
Jika nantinya, pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, saya tidak di DEMPO lagi perkenankan saya tetap memakai nama DEMPO ini. Saya telah telanjur mencintainya. Saya berusaha tidak akan mengecewakannya, di mana pun saya akan berada. 

Tuhan memberkati
romo waris

Saturday, September 13, 2008

Orang kuat

Dua hari yang lalu saya nonton film kartun di HBO. Kalau tidak salah ingat judulnya Benyard. Kisah para binatang di sebuah peternakan. Pemilik peternakan itu sangat dihormati oleh para binatang karena dia seorang vegetarian ketat.
Yang menarik dari film ini adalah ungkapan Ben, pemimpin dari para binatang. Ia seekor sapi jantan yang karena kharismanya diangkat sebagai pemimpin. Ia memiliki anak angkat, Otis. Ketika Otis beranya kepada ayahnya,Ben,untuk apa mesti berjaga, kita ‘orang’ kuat, tidak akan ada yang akan menyakiti.


Dengan bijak Ben menjawab, “orang kuat membela dirinya, orang yang lebih kuat membela yang lain.” Tentu orang yang lebih kuat itu akan semakin lebih kuat lagi jika yang dibela adalah orang yang lebih lemah, orang yang tidak memiliki power apa-apa. Mereka yang diperlakukan tidak adil, mereka yang dipinggirkan dan disingkirkan. Bagi mereka sungguh diperlukan orang yang lebih kuat/hebat.
Setelah menonton film tersebut, keesokan harinya saya membaca berita di internet tentang vonis hukuman penjara selama 6 bulan kepada seorang pencuri sepeda. Tentu saya setuju jika mereka yang bersalah diberi hukuman, namun dalam konteks ini saya menjadi tidak setuju. Ketidaksetujuan saya didasarkan pada alasan hakim tatkala menjatuhkan vonis. Pemuda itu divonis 6 bulan penjara karena dianggap membuat resah masyarakat karena telah dua kali mencuri sepeda pancal.
Mengapa saya tidak setuju. Karena hakim dan jaksa hanya berani memvonis mereka yang lemah. Pencuri itu orang lemah. Seorang bisu tuli yang tidak bisa membela dirinya sendiri. terlebih lagi ia seorang yang lemah secara mental yang tidakbisamemahami denganbaik apa artinya vonis pengadilan. Kaarena tingkat IQnya yang dibawah rata-rata. Dari sudut ini saya tidak bisa mengerti mengapa jaksa dan hakim memvonis dia dan menjatuhi hukuman penjara. Hanya karena ia lemah, tidak mampu menyewa pengacara, tidak mampu membela diri, tidak bisa menyogok pengadilan, sekali lagi karena dia lemah.
Seandainya para perangkat pengadilan juga melakukan tindakan yang sama kepada para koruptor, kepada para pejabat dan wakil rakyat yang senantiasa membaut resah masyarakat, saya akan menyetujui vosnis hakim. Kenyataannya, lembaga pengadilan seperti mati kutu terhadap orang-orang kuat, karena status social, ekonomi, dan pendidikan.
Kalau kita hanya berani dengan yang lemah, kita tidak akan berkembang sama sekali. Keadilan tidak akan pernah ditegakkan. Yang lemah itu mesti dibela, bukan dipinggirkan dan dibuang. Orang kuat yang memiliki tabiat buruklah yang mesti dihukum dan dipenjara.
Orang kuat membela dirinya, orang yang lebih kuat membela yang lain.
Salam.

No comments: