Pada Mulanya Adalah Kehendak Baik

Pada mulanya adalah kehendak baik untuk membagikan segala informasi mengenai Dempo. Dalam perjalanan waktu saya menyadari ada yang berubah. Tidak lagi DEMPO yang ingin kubagikan, tetapi diriku sendiri. 
Untuk semua ini saya minta maaf. Bahkan ketika saya harus menggunakan nama DEMPO untuk blog ini. Dulu saya begitu percaya diri bahwa akan selamanya di sini, namun benar kata pengkhotbah, segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk menangis ada waktu untuk tertawa. Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Alangkah indahnya jika semua berjalan sepertiyang dirancangkan-Nya.
Jika nantinya, pada waktu yang telah ditetapkan-Nya, saya tidak di DEMPO lagi perkenankan saya tetap memakai nama DEMPO ini. Saya telah telanjur mencintainya. Saya berusaha tidak akan mengecewakannya, di mana pun saya akan berada. 

Tuhan memberkati
romo waris

Sunday, May 25, 2008

Kebersamaan


Tulisan ini merupakan sambutan saya terhadap pameran seni siswa-siswi DEMPO tahun 2008. Saya menulis ini dalam suasana peringatan hari Pendidikan Nasional. Setiap tahun kami merayakan hari Pendidikan Nasional, tetapi kali ini beda. Setelah dibuka dengan Misa Sekolah, para siswa dibagi menjadi tiga kelompok. Kelas XII bersama saya berkumpul di lapangan basket untuk bermain dan berfoto bersama. Kelas X dan XI dibagi berdasarkan jenis kelamin. Anak Putra berkumpul bersama Rm. Agung di aula Talang 3, sedangkan anak putri berkumpul bersama Miss Anna di aula atas DEMPO. Selagi para siswa bermain bersama, para guru dan karyawan mengadakan lomba menulis resensi dan baca puisi.


Para guru dan karyawan SMAK St. Albertus ternyata memendam bakat seni yang tinggi. Mereka tidak canggung ketika mesti berekspresi membawakan puisi. Suasananya begitu cair dan guyup. Apalagi acara itu ditutup dengan makan bersama antara guru dan karyawan. Suasana guyup bin rukun itu disempurnakan oleh menu makan yang berupa nasi merah putih, campuran jagung dan beras, lauk ikan asin, sayur urap, ditambah jangan tahu tempe dan lodeh tewel, membuat suasana togetherness-nya benar-benar terlihat. Kebersamaan sebagai sesama pendidik telah melahirkan kenikmatan tersendiri, mengatasi lezatnya nasi berbaur sambal terasi.
Kebersamaan mudah didengungkan, namun berat untuk diwujudkan. Hurus dimulai dari yang sederhana hingga yang sulit dapat diraih. Perbedaan pendapat, latar belakang dan keinginan kerapkali membuat kebersamaan sulit terwujud. Bahkan tidak jarang yang muncul adalah kebersamaan semu. Seolah-olah ada kebersamaan, nyatanya tidak, hati mereka jauh dari suasana kebersamaan itu.
Kita semua tentu berharap bahwa putra-putri dapat menjadi bagian penting dalam tumbuhnya kebersamaan. Masyarakat yang begitu majemuk rentan dengan bahaya pengkotak-kotakan. Lebih jeleknya lagi rentan perpecahan. Kelompok satu merasa lebih benar dari yang lain. Maka jiwa kebersamaan, togetherness mesti dibangun. Apa pun bidang kerja kita, mari kita usahakan membangun kebersamaan. Saat ini putra-putri kami mencoba membawa jiwa togetherness itu dalam pameran seni.
Togetherness – kebersamaan, itulah juga tema yang dibawa siswa-siswi kami dalam memamerkan karya seni mereka. Program pameran ini sudah menjadi agenda pelajaran seni di SMAK St. Albertus (DEMPO). Selama setahun mereka berkutat dalam karyanya. Di akhir tahun ajaran mereka harus memamerkannya.
Karya siswa-siswi ini sungguh membanggakan. Kami menyadari bahwa seni itu menyeimbangkan jiwa. Maka kami memberi kesempatan yang luas bagi para murid untuk berkreasi. Seni, apa pun bentuknya, menyegarkan jiwa. Dalam kesempatan ini yang dipamerkan adalah hasil karya seni rupa.
Pameran karya seni ini adalah salah satu bagian dari proses pendidikan seni di sekolah. Kami berterima kasih kepada setiap pihak yang telah bekerjasama hingga kegiatan seni ini dapat berlangsung. Kepada guru pendamping, Bapak Didik Mintadi, yang sabar mendampingi para siswa dan giat menumbuhkan semangat bekerja dalam diri anak-anak patut diucapkan terima kasih. Juga kepada segenap sahabat yang mendukung proses pameran seni ini dari perencanaan hingga pelaksanaannya . Terima kasih berlimpah kami haturkan.
Tentu saja pameran karya seni merupakan salah satu usaha mengembangkan diri dan kebersamaan. Kita semua memiliki peran yang sama dalam upaya menumbuhkan kebersamaan. Tentu tidak perlu memikirkan sesuatu yang besar dan muluk-muluk. Mulai dari yang sederhana, dari rumah kita, sekolah kita, kantor kita, mari kita wujudkan kebersamaan itu.
Memang tidak seutuhnya benar mengatakan mangan ora mangan kumpul dalam era sekarang. Namun semangat kebersamaan, apalagi jika diwujudkan dalam kebersamaan secara nyata, makanan itu dapat diwujudkan. Makanan di sini hanyalah contoh sederhana. Hal yang lebih kompleks bisa diselesaikan jika kita mau bersama. Maka jangan takut untuk berkumpul membina kebersamaan.

No comments: